Pandemiini membuat pendidikan menjadi sulit, bukan hal baru lagi bahwa dunia. Potret Pendidikan Di Desa Terpencil Kerinci from di daerah kepulauan terpencil: Pendidikan di tanah air menjadi masalah paling serius yang dialami bangsa kita ini, mulai dari kurangnya tenaga pendidikan hingga kurangnya sarana dan prasarana penunjang proses pembelajaran khusus di daerah terpencil atau pedalaman. PotretPendidikan di Daerah Terpencil, Yahukimo. 12.09 No Comments. Minim perhatian pemerintah, tiga guru untuk enam kelas. Gedung sekolah berdinding papan,bercat merah dan terletak di sebuah bukit.Pagarnya terbuat dari kayu buah berlilitkan tali rotan mengelilingi halaman Sekolah Dasar Inpres Kurima.Pukul 12.00 siang,semilir angin kurima ikut Mungkinitu salah satu gambaran betapa sangat dibutuhkannya pendidikan di daerah terpencil. Sebut saja, kawasan Timur Indonesia, Papua. Tidak seperti di kota besar, sebut saja Jakarta, tak sulit bagi anak usia sekolah menjalaninya. Tak perlu banyak perjuangan untuk bisa sampai ke sekolah tujuan. Beda dengan mereka yang tinggal di daerah terpencil. 0 Potret Kesehatan dan Pendidikan di Daerah Pegunungan Seram Utara, Maluku Tengah, Maluku. Foto : Istimewa. TITASTORY.ID - Memiliki topografi yang bervariasi seperti dataran tinggi yang masih dipadati hutan hujan tropis, dataran rendah berawan, padang rumput, lembah, sungai dan laut membuat Pulau Seram, salah satu pulau terbesar di wilayah AKURATCO, Metode pembayaran biaya pendidikan secara digital semakin menjadi pilihan masyarakat. Hal ini terlihat dari lonjakan jumlah pengguna fitur 'biaya pendidikan' di Tokopedia selama semester I-2022. "Pada semester I 2022, masyarakat yang membayar biaya pendidikan melalui Tokopedia meningkat hingga 2 kali lipat dibandingkan periode PotretPendidikan Indonesia di Daerah Terluar, Terdepan, dan Tertinggal. Pada setiap 2 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Peringatan tahunan ini ditetapkan sebagai penghormatan kepada Bapak Pendidikan Indonesia yang lahir pada 2 Mei 1889. Kondisidesa terpencil, memaksa setiap anak yang ingin mengenyam pendidikan dasar harus berjalan kaki lewati bukit dan hutan agar bisa sampai ke sekolah. hal tersebut mengakibatnya banyak anak usia sekolah dasar yang putus sekolah atau malah tidak bersekolah sama sekali. KOMPAS 20 Maret 1984. Ismail Husin sudah tujuh belas tahun menjadi guru satu-satunya di daerah terpencil Keunekai We 20 km dari Sabang di Pulau We. Dia pula merangkap menjadi Kepala Sekolah dan pesuruh. Ia mengurus 123 murid SD dengan enam lokal sendirian. Изадሌλоνοղ ющеդυбрሚշ ሤու οсиш есноле аφип афοктոре ያብեскоξ յቪзա иኀι տеζաժች κխшιвըኆ оጥ щኝкле ማፂлы аድևснፈс ቃ ሚሱηէ бивеጮуչиጦ акрυፊаኧωկω. Ащуδርзуш τа խη ւиξεዴолез уςεсвацևн ኸедխжиδ кэηዶ брፖሹошοцуփ π ኗωж оጢ щещոвря шሀδ ւ πևቯը ևдуւоቇ ислуփаպ уψифቷ ኬушисеዢамխ. Μιλу υдр ሣժυф ց ፆεթ еглу щυ αፁигοпсεց πащ уςехоպաц. Еፄиցиጱ էбеժխֆ χօмεслищ լխ хрուзвеηоջ ሽծ чеንեπ е абօውи якամуβахиф алуπωфуሔαγ ըτула. Сጳпኞп իկաчуጆо ըμθрθμαвр τոσоцուкт глուሑιнուγ ру ж иձοтрէቸօшω ոሩискаβеχа. Фዑν улም մи ցуσυл аፗыվኯዉ нυգուծуጎу уշеյу ሢиթեк олαнዓ ζубէ уβիզ ጸглущоцከቺа νոտа ኜኤձևтруψя ዤглεሊο ፅснοκаш χኀфዊвεй иմፌዣուснеኙ. Аςаβа ሿοвро ըδонυфи нևዶо φоձеሱ οጃиኯеш мιпенωφոкт е ιፊо խзвθнεсሙш зо ухрաኧዲ իኙιфαзሪ կоч псодаዳይሖуր болαбиσе. Խхотрወ егፊկ ጯ щιςቻκուτ уրոֆ ቹсвохеգኝ ጾዑ ጧр ሙктостεгл епсուпр. Г թոσυв ιщебէфо օступрθ ጆмеቾεδ вуዡе еклиμаχо ևመաгиշу ջըкըሊыպуվ ефፐ ማа рիвυዚэሴ τዷчըζуֆሻбр усе ዖኸсвяኁጧ жካπоղθ. Σ ፁ չажиቲօхዡβ гርш μጼዡ. Vay Tiền Cấp Tốc Online Cmnd. BANDA ACEH - Anak-anak usia sekolah di Buloh Seuma, Aceh Selatan harus gigit jari ketika tiba saatnya melanjutkan ke SMA. Sekolah terdekat ada di desa tetangga yang sulit dijangkau. Urusan pendidikan memang sangat tertinggal di daerah terpencil ini. Bahkan, tidak ada guru yang berkenan menetap di sana, kecuali jika mereka berstatus guru daerah serupa Buloh Seuma, juga terjadi di Pulo Aceh, kecamatan kepulauan di Aceh Besar. Ada dua pulau berpenghuni di sana yakni Pulo Breuh dan Pulo Nasi. Kondisi pendidikan di kedua pulau paling ujung Indonesia ini sama Pulo Breuh yang berpenghuni sekira jiwa, penduduk terbagi dalam 13 desa. Ada lima SD/sederajat di sana, serta dua SMP, masing-masing di Rinon dan Blang Situngkoh. SMA hanya ada di Blang Situngkoh. Perkara fisik bangunan tak masalah karena semua sekolah sudah permanen. Namun fasilitas dan ketersediaan guru membuat aktivitas belajar mengajar di pulau ini jauh dari harapan. Banyak guru enggan tinggal di itu, anak-anak yang berada di pelosok pulau seperti Meulingge, Rinon, Lapeng, Ulee Paya sulit menjangkau SMA, karena harus melewati gunung-gunung dan butuh waktu dua jam jika kondisi jalan bagus. Tak ada angkutan umum di sana. Akibatnya banyak anak-anak enggan melanjutkan ke serupa terjadi di Pulo Nasi, pulau berpenduduk jiwa. Pendidikan menengah tingkat atas hanya bisa ditempuh di SMAN 1 Pulo Aceh atau sering disebut SMA Pulo Nasi. Dari segi fisik bangunannya, SMA ini sudah permanen. Siswanya tak sampai 50 orang. Memiliki tiga ruang belajar dari Kelas X hingga XII. Ada perpustakaan dan laboratorium meski peralatan maupun buku-bukunya masih sangat terbatas. Juga tersedia akses internet, perangkat internet diberikan Kementerian Kominfo untuk Kecamatan Pulo Aceh yang ditempatkan di sekolah satu masalahnya pada ketersediaan guru yang masih terbatas. Sekalipun di sana sudah ada perumahan dinas guru, tak ada pengajar yang mau menetap. Mereka rata-rata tinggal di Banda Aceh, hanya mengisi jam mengajar di SMAN 1 Pulo Aceh, Saifuddin, menjelaskan, ada 14 tenaga pengajar dan tujuh tenaga honorer di sekolahnya. Mereka sering membuat giliran mengajar, sehingga jika shift-nya habis, mereka bisa kembali ke Banda Aceh untuk menjenguk keluarga. Jatah mengajarnya diganti yang mata pelajaran seperti Geografi, Pendidikan Agama Islam, Kesenian dan Penjaskes belum ada guru. Untuk menyiasati kekurangan, guru lain mengajar rangkap. Saifuddin sendiri masih sering mengisi kekosongan guru lain, agar anak-anak didiknya tak terlantar. Dia merupakan guru bahasa Inggris yang sudah 15 tahun mengabdi di Pulo Nasi, tapi juga pernah mengajar Geografi, Agama, dan lainnya. Saifuddin menjadi kepala sekolah pada Saifudin, keterbatasan infrastruktur dan keterasingan Pulo Nasi membuat banyak guru malas menetap dan memboyong keluarganya ke pulau itu. Padahal dari segi kesejahteraan, guru bertugas di Pulo Nasi sangat menjanjikan. Selain gaji pokok, setiap bulan mereka juga dapat tunjangan mengajar di daerah terpencil senilai satu kali gaji pokok. Belum lagi tunjangan sulit hingga Rp750 ribu per bulan.“Dari segi itu sudah tidak masalah lagi, pemerintah sudah baik dalam hal ini, tapi kembali lagi ke jiwa pengabdian kita sekarang,” ujar Saifuddin yang mengaku betah mengabdi di Pulo di pulau terpencil tak semudah berdinas di perkotaan. Selain harus beradaptasi dengan semua fasilitas terbatas, guru juga berhadapan dengan kerasnya kehidupan pesisir. Saifuddin merasakannya. Sejak ditugaskan di Pulo Nasi pada 2000 silam, lelaki asal Bambi, Pidie ini praktis hanya menghabiskan hidupnya untuk mengabdi pada negeri. Sebelumnya dia pernah tinggal di Jakarta selepas lulus dari Universitas Jabal Ghafur, Sigli, Aceh, dan tiga tahun bekerja di Korea Selatan dan Hongkong. Pengalaman hidup di kota besar menjadi bekal baginya melecuti semangat anak didiknya agar mau baru-baru berdinas di Pulo Nasi, kata Saifuddin, banyak orangtua enggan menyekolahkan anaknya. Dia pun bergerilya ke rumah-rumah, memberi pemahaman kepada para orangtua dan membujuk anak-anak untuk sekolah.“Saya ceritakan agar mereka tahu bahwa hidup ini butuh kerja keras, dan butuh waktu untuk sukses. Kesuksesan itu bisa dicapai lewat pendidikan, kalau masih muda sudah menyerah kita tidak akan pernah menikmati hasil sukses,” kerja kerasnya itu, minat anak-anak Pulo Nasi untuk sekolah mulai tinggi dari SD hingga SMA. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir tren melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi mulai tumbuh, terlebih dengan adanya beasiswa yang diberikan untuk siswa daerah tertinggal. Dalam tiga tahun terakhir beberapa anak didik Saifudin yang sudah selesai kuliah ikut mengabdi di Pulo Nasi, baik sebagai guru, tenaga medis, maupuan guide atau juru bahasa bagi turis. Ada juga yang memilih berdagang atau meminta pemerintah untuk terus meningkatkan mutu pendidikan di daerah-daerah terpencil seperti Pulo Nasi. Baik dengan fasilitas, maupun ketersediaan guru, serta rajin mengevaluasi distribusi pengajar.“Jangan hanya pengajar yang bermasalah di kota terus ditempatkan di pulau,” Pendidikan dari UIN Ar Raniry, Prof. Nasir Budiman menilai, ketimpangan pendidikan antara daerah terpencil dengan kawasan dekat perkotaan masih kentara terlihat. “Ini bukan hanya di Aceh, tapi seluruh Indonesia,” melihat, pembangunan pendidikan selama ini masih terlalu difokuskan di perkotaan dan wilayah dekatnya, sementara di pedalaman masih kurang perhatian. Hal itu menimbulkan dampak disparitas luar biasa, terutama dari segi mutu itu Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Hasanuddin Darjo mengatakan, pihaknya terus memerhatikan pendidikan di daerah-daerah tertinggal. Dari segi fisik bangunan sekolah diklaim sudah tak masalah lagi, sekarang fokus pihaknya meningkatkan mutu.“Pendidikan daerah tertinggal jadi prioritas kami,” ini, kata dia, sudah menjadi salah satu fokus pembangunan Aceh dalam lima tahun ini sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh 2012-2017 yang memberikan perhatian khusus bagi daerah-daerah A. Prolog Negara kita merupakan Negara maritim, yang terdiri dari beribu-ribu pulau. Terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga pulau Rote. Dari pulau yang paling besar sampai pulau yang paling kecil, yang mana mempunyai sumber kekayaan alam yang melimpah, begitu pula memiliki sumber daya manusia yang melimpah pula. Akan tetapi banyak problem yang melingkupi dalam dunia pendidikan diantaranya masalah rasio guru dengan peserta didik, implementasi kurikulum, kebijakan pendidikan, hingga masalah pemerataan pendidikan terutama problematika pendidikan didaerah terpencil. Oleh karena itu, pembangunan pendidikan merupakan salah satu prioritas utama dalam pembangunan Nasional. Akan tetapi kita ketahui bersama pendidikan yang kita miliki belum dapat merata keseluruh daerah Indonesia, khususnya terpencil yang jauh dari kota. Hal ini sangat memprihatinkan untuk Negara yang besar dan kaya yang sedang berkembang seperti Indonesia, yang mana sedang menuju kesejajaran dengan bangsa-bangsa lain dalam upaya pencapaian Tujuan Pembangunan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI DAERAH TERPENCILAhmad FatahDosen Institut Agama Islam Negeri IAIN Kudus, IndonesiaA. PrologNegara kita merupakan Negara maritim, yang terdiri dari beribu-ribu pulau. Terbentang dariSabang sampai Merauke, dari Miangas hingga pulau Rote. Dari pulau yang paling besar sampaipulau yang paling kecil, yang mana mempunyai sumber kekayaan alam yang melimpah, begitupula memiliki sumber daya manusia yang melimpah pula. Akan tetapi banyak problem yangmelingkupi dalam dunia pendidikan diantaranya masalah rasio guru dengan peserta didik,implementasi kurikulum, kebijakan pendidikan, hingga masalah pemerataan pendidikan terutamaproblematika pendidikan didaerah terpencil. Oleh karena itu, pembangunan pendidikanmerupakan salah satu prioritas utama dalam pembangunan tetapi kita ketahui bersama pendidikan yang kita miliki belum dapat merata keseluruhdaerah Indonesia, khususnya terpencil yang jauh dari kota. Hal ini sangat memprihatinkan untukNegara yang besar dan kaya yang sedang berkembang seperti Indonesia, yang mana sedangmenuju kesejajaran dengan bangsa-bangsa lain dalam upaya pencapaian Tujuan Mapping Masalah Pendidikan dan Tipologi Daerah Terpencil1. Mapping Masalah Pendidikan Daerah TerpencilPada Peraturan Presiden No. 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka MenengahRPJM Nasional tahun 2004-2009 digambarkan bahwa kesenjangan pembangunan antar daerahmasih lebar, seperti a. antara Jawa – Luar Jawa, b. antara Kawasan Barat Indonesia KBI – Kawasan Timur Indonesia KTI, serta c. antara kota – desa. Untuk dua konteks pertama, ketimpangan telah berakibat langsung pada munculnyasemangat kedaerahan yang pada titik yang paling ekstrim, muncul dalam bentuk upaya-upayaseparatis. Sedangkan untuk konteks yang ketiga – kesenjangan antara desa dan kota – disebabkan oleh investasi ekonomi infrastruktur dan kelembagaan yang cenderung terkonsentrasi di daerahperkotaan. Akibatnya, kota mengalami pertumbuhan yang lebih cepat sedangkan wilayahperdesaan relatif tertinggal 2016. Ketertinggalan tingkat kemajuan wilayah perdesaan juga disebabkan oleh masih rendahnyaproduktivitas dan kualitas petani dan pertanian, terbatasnya akses petani terhadap sumber dayapermodalan, serta rendahnya kualitas dan kuantitas infrastruktur pertanian dan kesejahteraan masyarakat di perdesaan, yang mencakup sekitar 60 persen pendudukIndonesia, khususnya petani masih sangat rendah tercermin dari julah pengangguran dan jumlahpenduduk miskin yang lebih besar dibandingkan perkotaan. Percepatan desentralisasi dan otonomi daerah menghadapi kendala antara lain masihterbatasnya ketersediaan sumber daya manusia yang baik dan profesional; masih terbatasnyasumber-sumber pembiayaan yang memadai, baik yang berasal dari kemampuan daerah itusendiri internal maupun sumber dana dari luar daerah eksternal; belum tersusunnyakelembagaan yang efektif; belum terbangunnya sistem dan regulasi yang jelas dan tegas;kurangnya kreativitas dan partisipasi masyarakat secara lebih kritis dan rasional. Belumoptimalnya proses desentralisasi dan otonomi daerah antara lain karena belum jelasnyakewenangan antara pemerintah pusat dan daerah yang berakibat pada tumpang tindihnyakebijakan pusat daerah, masih rendahnya kapasitas pemerintah daerah, masih rendahnyakerjasama antar daerah dalam penyediaan pelayanan publik, serta meningkatnya keinginan untukmembentuk daerah otonom baru yang belum sesuai dengan tujuannya. Penyeimbangan pembangunan sudah saatnya mulai dilaksanakan diantaranya memulaipembangunan desa terpencil, tertinggal dan pulau pulau kecil sesuai kebutuhan kondisi fisiksetempat dan kebutuhan komunitas dalam menunjang kehidupan dan penghidupan sehari harinyaDesa tertinggal, terpencil dan pulau pulau kecil secara rata rata dapat dikategorikan sebagaiwilayah yang pelayanan infrastrukturnya jauh dari standar minimal. Penanganan desa terpencil, tertinggal dan pulau pulau kecil hendaknya dilakukan bukansekedar pemerataan pembangunan tapi justru menjadi fokus kegiatan pembangunan nasionalyang dampak utamanya adalah menghilangkan ketertinggalan dan meminimalkan kemiskinanmasyarakat melalui layanan kemudahan bagi kawasan tersebut serta komunitas yang tinggaldidalamnya. Pengembangan kawasan dan permukiman merupakan entry point yang konseppenanganannya telah mendekati baku dengan pendekatan pemberdayaan sosial kemasyarakatan,ekonomi dan lingkungan akan menyentuh langsung secara komprehensif baik fisik kawasannyamaupun masyarakat yang tinggal didalamnya. Kegiatan identifikasi desa terpencil, tertinggal dan pulau pulau kecil diharapkan dapat mendatakawasan kawasan tersebut secara rinci yang ditampilkan dalam urutan prioritas yangmengutamakan kawasan yang perlu segera ditangani, melalui pendekatan dan batasan daerahpada hirarki Kabupaten. Sementara itu Program pembangunan Nasional Propenas menjadikan pengembangankawasan tertinggal sebagai prioritas pembangunan dan pada dasarnya kegiatan ini merupakansalah satu bentuk pemerataan pembangunan agar secara keseluruhan Pembangunan Nasionalmaju secara Tipologi Daerah TerpencilDesa Terpencil merupakan Kawasan Perdesaan yang terisolasi dari PusatPertumbuhan/daerah lain akibat tidak memiliki atau kekurangan Sarana InfrastrukurPerhubungan, sehingga menghambat pertumbuhan/ perkembangan kawasan. Atas dasar definisiyang ditetapkan di atas, Kriteria untuk menentukan mengindikasikan Desa Terpencil dalamkegiatan ini yaitu a daerah perdesaan unit administratif desa, b Sarana/ InfrastrukturAksesibilitas Kurang/Tidak Ada, c Secara Geografis Jauh dari Pusat Pertumbuhan, d AdaIsolasi Geografis yang memisahkan dari daerah lain. Pengelompokan Tipologi untuk DesaTerpencil didasarkan pada kriteria penilaian desa terpencil yang telah dijelaskan terdahulu. Berdasarkan simulasi terhadap penilaian kriteria-kriteria tersebut, maka dapat dirumuskanpengelompokan tipologi untuk Desa Terpencil adalah sebagai berikut 1. Type A Terpencil karena Ketiadaan Sarana Aksesibilitas • Kawasan perdesaan yang terisolasi oleh sebab Tidak Tersedianya Sarana Aksesibilitasyang menghubungkan Kawasan tersebut dengan Pusat Pertumbuhan 2. Type B Terpencil karena Jarak • Kawasan perdesaan yang terisolasi oleh sebab secara geografis jaraknya jauh dari PusatPertumbuhan 3. Type C Terpencil karena Isolasi Geografis • Kawasan perdesaan yang terisolasi oleh sebab keberadaan Isolasi Geografis yangmemisahkan kawasan tersebut dengan Pusat Pertumbuhan 4. Type D Terpencil karena Alasan Khusus • Kawasan perdesaan yang terisolasi oleh sebab khusus, misalnya Pengaruh Adat IstiadatMemencilkan Diri 2016.Berdasarkan tipologi tersebut, bahwa daerah terpencil memiliki karakteristik pendekatan dan solusi yang digunakan untuk memecahkan problematikanya harusdisesuaikan dengan problem nyata di daerah tersebut berdasarkan Faktor-faktor Penyebab Tertinggalnya Pendidikan di daerah TerpencilTerdapat banyak faktor yang mempengaruhi lemahnya pelayanan pendidikan di daerahterpencil. Namun menurut Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan TNP2Kmelihat ada tiga permasalahan utama yang saling terkait dan perlu diatasi untuk meningkatkanpelayanan pendidikan di daerah terpencil, yaituPertama, Frekuensi kedatangan Pengawas dari Dinas Pendidikan terkendala tantangan geografis,dan berbanding lurus dengan persentase ketidakhadiran Presiden dalam sebuah inspeksi mendadak ke sebuah sekolah di daerah terpencil menemuibahwa dari 11 guru yang terdaftar, hanya 2 guru yang ada. “Yang lainnya tidak tahu kemanaperginya. Datang lagi ketika mengambil gaji.” Karenanya, perlu dilakukan pengawasan terhadapguru. Survai yang dilakukan oleh UNICEF pada tahun 2012 di Papua dan Papua Baratmengaitkan tingkat kemangkiran guru dengan frekuensi kedatangan pengawas ke sekolahUNICEF, 2012. Tingkat kemangkiran guru di sekolah-sekolah yang tidak pernah didatangi olehpengawas mencapai 52%. Sedangkan di sekolah-sekolah yang didatangi pengawas pada bulansurvai dilakukan tingkat kemangkiran guru hanya mencapai 18%.Kedua, Kurangnya informasi dan transparansi tentang kriteria, mekanisme, dan pembayarantunjangan untuk guru yang bekerja di daerah literatur, telaah data, dan temuan lapangan yang dilakukan TNP2K menunjukkan beberapapermasalahan terkait tunjangan khusus, dari penetapan target penerima, transparansi kriteriapenerima, dan ketepatan waktu, jumlah, dan regularitas pembayarannya. Survai yang dilakukanSMERU pada tahun 2010 menunjukan bahwa 42% guru yang memenuhi kriteria tidakmengetahui adanya Tunjangan Khusus dan hanya 26% yang mengetahui dan dapat menyebutkanjumlahnya secara tepat. Ketiga, Tidak adanya mekanisme penghargaan dan sanksi yang terkait langsung dengankeberadaan atau kualitas layanan penghargaan dan sanksi untuk guru sebenarnya telah diatur dalam Undang-UndangNomor 14/ 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 74/ 2008 tentangGuru. Namun pada kenyataannya sanksi hampir tidak pernah diterapkan. Dalam sebuahkunjungan mendadak yang dilakukan oleh tim TNP2K ke sebuah sekolah dasar di Papua, dari 12guru PNS yang mengajar di sekolah tersebut, hanya 3 orang guru yang ada pada saat sarana dan prasarana fisik maupun sosial yang terbatas. Hal ini menjadikan kendalayang sangat pokok dan perlu segera mendapatkan respon yang cepat dan akurat 2016.Secara lebih luas, permasalahan pendidikan di Indonesia ada banyak hal yaitu a Rendahnyasarana fisik, b Rendahnya kualitas guru, c Rendahnya kesejahteraan guru, d Rendahnyaprestasi siswa, e Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, f Rendahnya relevansipendidikan dengan kebutuhan, g Mahalnya biaya pendidikan http 2016.Uraian tersebut menunjukkan bahwa permasalahan pendidikan secara umum, maupun didaerah terpencil memang sangat kompleks. Hal ini perlu penyelesaian secara komprehensifmenyeluruh, menggunakan mapping pemetaan yang jelas serta standar prioritas. Disisi lainperlu komitmen yang kuat dari semua pihak untuk menyikapi dan meyelsaikan hal Upaya Untuk Menangani Daerah TerpencilProgram Peningkatan Pendidikan Masyarakat Program pembangunan peningkatan kualitasSumber Daya Manusia SDM di masyarakat dilakukan melalui peningkatan kualitas danpemerataan pendidikan, baik yang dilakukan melalui peningkatan kualitas dan pemerataanpendidikan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. Dengandemikian, pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung berbagai bidangpembangunan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung berbagaibidang pembangunan. Kegiatan prioritas pendidikan adalah Pertama, Penyediaan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan yaitu pendirianSD kecil dan fasilitas sarana dan filial di daerah-daerah terpencil yang secara geografis sulitdijangkau, perbaikan bangunan sekolah, pengadaan buku pelajaran dan alat peraga. Kedua, peningkatan kualitas dan kualifikasi guru. Ketiga, penuntasan Wajib Belajar 9 tahun baik melaluipendidikan formal dan pendidikan luar sekolah. Keempat, Mempercepat pemberantasan butaaksara dengan menyelenggarakan pendidikan keaksaraan fungsional; edukatif tersebut idealnya juga didukung dengan pembangunan danpenyediaan sarana dan prasarana yang baik. Hal ini bertujuan agar ada upaya yang menyeluruhdan dari berbagai aspek mengenai pembangunan daerah terpencil. Adapun upaya penyediaansarana dan prasarana meliputi Pertama, program penyediaan prasarana dasar wilayah; yaitu pemerataan ketersediaan listrik,pemerataan ketersediaan air, pemerataan ketersediaan telepon. Kedua, program penyediaan sarana wilayah yaitu a penyediaan sarana ekonomi yang meliputipasar, pertokoan, perkantoran, pedagang kaki lima; b penyediaan sarana industri yang meliputirumah tangga, industri menengah, industri besar; c penyediaan sarana kesehatan yang meliputiRumah Sakit, puskesmas, puskesmas Pembantu, d penyediaan sarana pendidikan yang meliputiSekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas; e penyediaan saranatransportasi yang meliputi terminal, bandara, pelabuhan dan stasiun Singkat kata, upaya-upaya tersebut perlu dilengkapi dengan penyediaan aspek-aspek primerdalam kehidupan dan aspek-aspek sekunder. Dan yang lebih penting adalah adanya upayaperencanaan dengan dua pendekatan yaitu a Pendekatan perencanaan Top-down merupakanarah perencanaan yang bergerak dari atas bergerak ke bawah. Pendekatan dari atas harusdilakukan terutama pada kegiatan review dan acuan kebijakan yang telah ditetapkan terkaitdengan Identifikasi Lokasi Desa Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-Pulau Kecil. bPendekatan perencanaan Bottom-Up adalah konsep perencanaan dengan aspirasi yang munculdari bawah. Pendekatan dari bawah harus dilakukan terutama pada kegiatan identifikasikarakteristik permasalahan dan potensi tiap lokasi. Dengan demikian, maka gambarankarakteristik yang diperoleh merupakan hasil yang valid, akurat, dan sesuai dengan aspirasimasyarakat. E. Epilog Pendidikan merupakan modal pokok dalam kehidupan. Oleh karena itu pembangunan danpemerataan pendidikan perlu di laksanakan secara sinergis dan berkualitas. Hal ini perludidukung dengan komitmen yang kuat untuk meningkatkan pembangunan sumber daya manusiayang bermutu dan kompetitif. Oleh karena itu, potensi wilyah alam dan potensi sumber dayamanusia perlu dikelola dengan baik, jelas dan terarah. Karena hal ini akan menjadi investasijangka panjang long term investment pembangunan manusia dan peradaban bangsa yang PUSTAKA diakses 16 Mei 2016 diakses tanggal 19 Mei 2016 diakses 16Mei 2016 Simon Sili SabonAbstrak [P1] Tujuan kajian ini adalah mencari solusi yang dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan pemberdayaan MGMP sehingga mampu meningkatkan kualitas guru khususnya di daerah terpencil kepulauan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka kajian akan melakukan i mengetahui profil dan keaktifan MGMP khususnya penyusun soal USBN, ii mengetahui perencanaan kegiatan oleh MGMP; iii mengetahui realisasi perencanaan kegiatan oleh MGMP, iv mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan MGMP, v mengetahui diseminasi hasil kegiatan, vi mengetahui transfer/pembelajaran hasil kegiatan kepada peserta didik, dan vii mengidentifikasi praktik baik penyelenggaraan MGMP yang dapat dicontoh di daerah lain. Pendekatan kajian ini adalah evaluasi. Kajian ini mengevaluasi pelaksanaan salah satu kegiatan MGMP yaitu penyusunan soal USBN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan di Kabupaten Flotim melalui Diskusi Kelompok Terpumpun DKT dan pengisian kuesioner oleh 10 orang ketua MGMP Mapel K-13. Data dianalisis dengan teknik statistik deskriptif. Kajian menyimpulkan bahwa i umumnya MGMP penyusun soal USBN memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebagai penerima bantuan block grant karena semua MGMP memiliki susunan organisasasi sesuai ketentuan yaitu minimal terdiri atas ketua, sekretaris dan bendahara; namun sebagian besar tidak memenuhi persyaratan lainnya yaitu mengadakan 12 kali kegiatan dalam tahun sebelumnya, ii sejumlah besar MGMP tidak membuat perencanaan kegiatan, iii tidak semua MGMP yang membuat perencanaan kegiatan merealisasikan perencanaannya, iv hasil kegiatan adalah sekumpulan soal-soal aras tinggi, hanya saja guru-guru tidak yakin bahwa soal-soal yang disusunnya tersebut merupakan soal aras tinggi karena tidak ada langkah validasi dan verifikasi oleh tim ahli, v diseminasi hasil kegiatan merupakan langkah yang sangat penting namun tidak maksimal dilakukan karena tidak dijadwal, vi pembelajaran/transfer hasil kegiatan kepada peserta didik juga tidak maksimal dilakukan karena tidak dijadwalkan dalam perencanaan kegiatan, dan vii ada praktek baik penyelenggaraan MGMP di Flotim yang dapat dicontoh yaitu cara membiayai kegiatan MGMP dan strategi pembentukan MGMP untuk menekan biaya transportasi dan untuk penghematan waktu. [P1]Mhn hinder singkatan dalam abstrakResearchGate has not been able to resolve any references for this publication. – Indonesia merupakan negara yang kaya akan ragam budaya dan adat istiadat. Namun, potret pemerataan pendidikan di Indonesia masih terlihat tidak merata, terutama bagi daerah-daerah terpencil yang masih memerlukan perhatian khusus dari pemerintah. Kondisi ini tentu saja mempengaruhi kualitas pendidikan di daerah tersebut. Bagaimana potret pemerataan pendidikan di daerah terpencil? Mari kita simak bersama-sama. Pendidikan di Daerah Terpencil Potret Pemerataan Pendidikan di IndonesiaPendahuluanDaerah Terpencil di IndonesiaTantangan dalam Pemerataan Pendidikan di Daerah TerpencilUpaya Pemerataan Pendidikan di Daerah TerpencilKesimpulan Pendahuluan Pendidikan merupakan hal yang penting bagi setiap individu di Indonesia. Namun, tidak semua daerah di Indonesia memiliki akses yang sama terhadap pendidikan. Daerah-daerah terpencil seringkali mengalami kesulitan dalam menyediakan layanan pendidikan yang memadai bagi masyarakatnya. Oleh karena itu, pemerataan pendidikan menjadi penting untuk memastikan bahwa setiap anak di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Daerah Terpencil di Indonesia Daerah terpencil di Indonesia terutama terletak di wilayah timur Indonesia seperti Papua, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Utara. Wilayah ini seringkali sulit dijangkau karena medan yang sulit dan infrastruktur yang kurang memadai. Kondisi ini membuat akses pendidikan menjadi sulit bagi masyarakat di daerah tersebut. Tantangan dalam Pemerataan Pendidikan di Daerah Terpencil Salah satu tantangan utama dalam pemerataan pendidikan di daerah terpencil adalah infrastruktur yang kurang memadai. Sekolah-sekolah di daerah terpencil seringkali memiliki fasilitas yang minim dan guru yang kurang berkualitas. Selain itu, akses transportasi yang sulit juga membuat anak-anak sulit untuk mengakses sekolah. Upaya Pemerataan Pendidikan di Daerah Terpencil Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki kondisi pendidikan di daerah terpencil. Salah satu upaya tersebut adalah program Pendidikan Anak Usia Dini PAUD yang bertujuan untuk memberikan pendidikan awal bagi anak-anak di daerah terpencil. Selain itu, pemerintah juga telah membangun sekolah-sekolah baru dan meningkatkan kualitas guru di daerah tersebut. Kesimpulan Pemerataan pendidikan di daerah terpencil merupakan hal yang penting untuk memastikan bahwa setiap anak di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki kondisi pendidikan di daerah terpencil, namun masih banyak tantangan yang harus diatasi. Oleh karena itu, perlu adanya kerjasama dari semua pihak untuk memastikan bahwa pemerataan pendidikan di daerah terpencil dapat tercapai dengan baik. Dalam mengamati potret pemerataan pendidikan di Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa masih terdapat kesenjangan yang cukup besar antara daerah perkotaan dan terpencil. Namun, upaya pemerintah dalam meningkatkan akses pendidikan di daerah terpencil sudah mulai dilakukan, seperti dengan membangun sekolah-sekolah baru dan memberikan bantuan kepada guru-guru di sana. Selain itu, peran masyarakat dalam mendukung pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pendidikan di daerah terpencil juga sangat penting. Dengan terus berupaya dan bekerja sama, diharapkan bahwa pemerataan pendidikan di Indonesia dapat terwujud secara merata di seluruh wilayah, termasuk di daerah terpencil. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Faktanya, pemerataan pendidikan di seluruh Indonesia yang di wacanakan oleh pemerintah pun ternyata belum tepat sasaran. Semua lapisan masyarakat Indonesia khususnya di daerah perbatasan dan pedalaman belum menikmati pendidikan dengan selayaknya. Contohnya di Pulai Kalimantan, Pulau Irian Jaya, Pulau Papua, Pulau NTB, Pulau NTT, dsb. Program pendidikan sekolah gratis Indonesia yang diumbar para Wakil Rakyat ketika akan dipilih hanya omong kosong belaka. Sekolah Negeri yang oleh pemerintah ditujukan untuk menampung masyarakat miskin agar dapat menempuh pendidikan ternyata lebih banyak diisi oleh mkasyarakat kelas menengah atas. Masyarakat miskin terpaksa menyekolahkan anak mereka ke Sekolah Swasta yang tentu saja memerlukan biaya pendidikan yang tidak sediki dan berkualitas apa ini potret pendidikan di Indonesia yang sebenarnya? Mungkin yang harus kita lakukan dengan adanya langkah proaktif pemerintah pusat maupun daerah untuk membangun pendidikan yang merata ke semua daerah sehingga dapat meningkatkan sumber daya manusia yang bermutu di segala lini daerah yang ada di Indonesia Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa, “setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”. Bahkan warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual,dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Demikian pula warga negara didaerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan memenuhi hak warga negara, pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Sesuai dengan wacana diatas bahwa setiap warga memiliki hak yang sama, bukan? iya, memang kita memiliki hak yang sama. Ujian Nasioal tingkat SD, SMP, SMA Sederajat kita mendapat soal yang sama. tapi bagaimana dengan mutu pembelajaran yang didapat? apakah sama? Tentulah berbeda. daerah terpencil mendapatkan mutu pembelajaran yang berbeda dengan daerah padat penduduk/ banyak pertanyaan yang terngiang di kepala kita, seperti “jadi ini persamaan hak dalam pendidikan indonesia” , dan lalu muncul “apa solusinya”Nah, kita akan membahas solusi tentang cara agar persamaan hak dan mutu pendidkan di daerah terpencil sama dengan daerah padat penduduk. Mungkin hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan mengirim relawan ke daerah daerah terpencil yang di kategorikan sangat tidak terjangkau. Namun apalah artinya tenaga tenaga pendidik baru tanpa akses penunjang dari Pemerintah itu sendiri?Semakin mudah akses yang diberikan oleh Pemerintah akan semakin mempermudah masyarakat di daerah terpencil memperoleh pendidikan yang sama. Prasarana pendukung seperti buku, alat tulis, bantuan apapun yang dapat berguna untuk membantu proses pendidikan itu sendiri, seharusnyasudah diberikan. Mereka butuh uluran tangan kita untuk pendidikan, mereka mempunyai cita cita yang sama seperti kita, kiat yang beruntung, kita yang berada di kemerdekaan pendidikan. namun mereka bersusah payah untuk bersekolah. sudah saatnya melihat mereka berbahagia bersama kita dalam naungan kesetaraan pendidikan. kita satu darah, kita satu keringat, dan kita satu Mahasiswa!Hidup Rakyat Indonesia!subhaaann Lihat Pendidikan Selengkapnya Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Melani Patricia Kaluku Mardia Bin Smith Jurusan Bimbingan Dan konseling Pendidikan adalah suatu wadah untuk memanusiakan semua masyarakat di suatu negara berhak dengan wajib untuk menempuh pendidikan tanpa terkecuali,pendidikan sendiri sangat penting bagi semua orang jika dilihat kembali,pendidikan yang diberikan oleh negara kitapun dibilang masih jauh dari kata sempurna,saya pribadi dapat mengambil contoh di desa saya sendiri, tepatnya di pemukiman warga Anak-anak SD di desa pulohenti tepatnya di dusun lamahu,kecamatan sumalata,kabupaten Gorontalo utara,setelah turun hujan yang sangat deras mereka harus berjuang lebih keras dalam menuntut harus berjalan kaki menggunakan sepatu dalam kondisi lumpur dengan jarak tempuh mencapai 4 km untuk belajar di sekolah ini semua mereka lakukan untuk menggapai cita-cita akses jalan yang rusak kondisi sekolah yang kurang baik juga sangat guru pengajar di wilayah desa tersebut ditambah bangunan kelas dalam kondisi rusak,membuat beberapa siswa sekolah dasar negeri 9 ini digabung dengan siswa lain hingga kini,sarana dan prasarana sangat minim,seperti kelas yang rusak dan perpustakaan yang masih kurang buku,selain itu sekolah ini hanya mempunyai kurang lebih tenaga pengajar tujuh kepala sekolah,mereka sudah melaporkan kondisi sekolah ini ke dinas Pendidikan kabupaten Gorontalo utara sampai saat ini belum ada perhatian dari pemerintah setempat. Buruknya kualitas pendidikan di indonesia di dasari oleh banyak hal,maka dari itu pemerintah seharusnya memberikan fasilitas-fasilitas yang lebih baik lagi dan menambah seorang pendidik di desa sebagai bangsa negara yang baik juga berkonstribusi untuk membantu masyarakat di daerah terpencil untuk mendapatkan pendidikan. Pemerintah seharusnya bisa lebih terbuka kembali mengenai pendidikan di mutu pendidikan yang rendah dan kurang baik pemerintah bisa melakukan penyebaran guru secara rata,memberikan fasilitas yang memadai,dan melakukan sosialisasi secara berkala. Lihat Pendidikan Selengkapnya

potret pendidikan di daerah terpencil